Prestasi gemilang kembali dipersembahkan santri SMA Sains Al-Qur'an Yayasan Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta, setelah berhasil meraih Perunggu dalam olimpiade "Seoul International Invention Fair" (SIIF) yang digelar oleh Korea Invention Promotoin Association (KIPA) di Seoul, Korea Selatan, awal bulan Desember 2018 lalu.
''Kami senang dan bangga, karena delegasi SMA Sains Al-Qur'an kembali meraih prestasi di mancanegara,'' kata Kepala Sekolah Mahfudl Sidiq Muhayyat ST M Eng, dalam acara penganugrahan penghargaan pada santri-santri berprestasi di aula SMA Sains Al-Quran Yayasan Pondok Pesantren Wahid Hasyim, Gaten, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta, Jumat (21/12).
Menurut Mahfudl Sidiq, satu tim delegasi SMA Sains Al-Qur’an yang terdiri dari empat santri, masing-masing Alivia Intan Tsania Putri Faaro, Fatakhilah Yusro, Maghdalena Ardila Ahmad, dan Geraldean Casillas Kolondam, mengajukan karya cipta inovasi ilmiah berjudul "Mental Health Application: A Mobile Health Application for Post Traumatic Stress Disorder Detection in Natural Disaster Area".
''Alhamdulillah anak-anak mampu mempresentasikannya dengan baik di hadapan juri dari berbagai negara, baik dalam penguasaan materi maupun keterampilan menyajikan dalam Bahasa Inggris,'' ujarnya.
''Kami senang dan bangga, karena delegasi SMA Sains Al-Qur'an kembali meraih prestasi di mancanegara,'' kata Kepala Sekolah Mahfudl Sidiq Muhayyat ST M Eng, dalam acara penganugrahan penghargaan pada santri-santri berprestasi di aula SMA Sains Al-Quran Yayasan Pondok Pesantren Wahid Hasyim, Gaten, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta, Jumat (21/12).
Menurut Mahfudl Sidiq, satu tim delegasi SMA Sains Al-Qur’an yang terdiri dari empat santri, masing-masing Alivia Intan Tsania Putri Faaro, Fatakhilah Yusro, Maghdalena Ardila Ahmad, dan Geraldean Casillas Kolondam, mengajukan karya cipta inovasi ilmiah berjudul "Mental Health Application: A Mobile Health Application for Post Traumatic Stress Disorder Detection in Natural Disaster Area".
''Alhamdulillah anak-anak mampu mempresentasikannya dengan baik di hadapan juri dari berbagai negara, baik dalam penguasaan materi maupun keterampilan menyajikan dalam Bahasa Inggris,'' ujarnya.
''Inilah yang membuat kami senang dan bangga, karena kalian memang hebat,'' imbuhnya.
Lebih lanjut Mahfudl Sidiq menambahkan, selain berprestasi di Korea ini, anak-anak dalam tim yang lain juga berhasil memenangi Olimpiade Indonesian Invention and Innovation Promotion Association' (INNOPA) di Indonesia.
Sehingga berhak mewakili pendidikan sederajat Indonesia dalam Olimpiade lanjutan yang akan diadakan di Malaysia Technology Expo, Kuala Lumpur, Malaysia pada "Asian Youth Innovation Award" (AYIA) pada bulan Februari 2019 mendatang.
Dalam acara tersebut, juga diserahkan penghargaan pada santri-santri berprestasi di bidang Tahfidz Al-Qur’an dalam berbagai kategori. Kategori 15 Juz atas nama Zusni Khoirunnisa, Shinta Fauzia, Dewa Mezzaluna, dan Alif Nur Rohmad.
Sementara kategori 20 Juz atas nama Rufaidah, Nadiah Rahadatul Aisy, Moli Narita, dan Fahmi Addeilani. Sedangkan untuk kategori 30 Juz atas nama Algeanero Fata Ardienillah, Fadiatun Nuha, dan Farhan Rizky.
Sementara Pengasuh Pondok Pesantren Wahid Hasyim, KH Jalal Suyuthi minta, kepada pengelola SMA Sains Al-Qur’an untuk selalu fokus pada visi terciptanya anak, santri beriman dan menguasai sains dan teknologi, dengan tetap mengaktualisir metode-metode pembelajaran pesantren yang terbukti sangat relevan dan efektif untuk memberikan edukasi pada generasi kekinian.
Yaitu, bidang pendidikan karakter seperti Mujahadah untuk membentuk jiwa yang kuat, ulet, juga khidmah, untuk tumbuhkan jiwa peduli, tanggap, tangkas, dan tawadhu' untuk membentuk jiwa rendah hati, dapat menghormati orang lain.
Sedang di bidang akademik seperti sorogan, talaqi, yang tidak saja diterapkan pada pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an dan kitab kuning, melainkan juga pembelajaran matematika dan lain sebagainya, sehingga SMA Sains Al-Qur’an benar-benar dapat menjelma sebagai pendidikan Islam modern yang unggul.
Sementara Wakil Direktur Pendidikan Pondok Pesantren Wahid Hasyim, Agus Baya Umar, MPd menyampaikan, saat ini Pondok Pesantren Wahid Hasyim memiliki enam lembaga pendidikan, meliputi MI, MTs, MA, SMA, Madrasah Diniyah, dan Ma’had Aly, yang diikuti oleh 2.125 orang santri.
Agus Baya menambahkan, Pondok Pesantren Wahid Hasyim sebagai pendidikan Islam modern berbasis pesantren dalam upaya menjaga kualitasnya menerapkan empat bidang unggulan, yakni akhlakul karimah, Al-Qur’an, pemahaman Islam melalui kitab berbahasa Arab, dan penguasaan bahasa asing.
Menurut Agus Baya, untuk SMA lebih diutamakan penguasaan atau pendidikan sains. Ia juga menyampaikan bahwa atas permintaan alumni dan masyarakat pada tahun 2019 akan segera dibuka SMP Sains Al-Qur’an.
Lebih lanjut Mahfudl Sidiq menambahkan, selain berprestasi di Korea ini, anak-anak dalam tim yang lain juga berhasil memenangi Olimpiade Indonesian Invention and Innovation Promotion Association' (INNOPA) di Indonesia.
Sehingga berhak mewakili pendidikan sederajat Indonesia dalam Olimpiade lanjutan yang akan diadakan di Malaysia Technology Expo, Kuala Lumpur, Malaysia pada "Asian Youth Innovation Award" (AYIA) pada bulan Februari 2019 mendatang.
Dalam acara tersebut, juga diserahkan penghargaan pada santri-santri berprestasi di bidang Tahfidz Al-Qur’an dalam berbagai kategori. Kategori 15 Juz atas nama Zusni Khoirunnisa, Shinta Fauzia, Dewa Mezzaluna, dan Alif Nur Rohmad.
Sementara kategori 20 Juz atas nama Rufaidah, Nadiah Rahadatul Aisy, Moli Narita, dan Fahmi Addeilani. Sedangkan untuk kategori 30 Juz atas nama Algeanero Fata Ardienillah, Fadiatun Nuha, dan Farhan Rizky.
Sementara Pengasuh Pondok Pesantren Wahid Hasyim, KH Jalal Suyuthi minta, kepada pengelola SMA Sains Al-Qur’an untuk selalu fokus pada visi terciptanya anak, santri beriman dan menguasai sains dan teknologi, dengan tetap mengaktualisir metode-metode pembelajaran pesantren yang terbukti sangat relevan dan efektif untuk memberikan edukasi pada generasi kekinian.
Yaitu, bidang pendidikan karakter seperti Mujahadah untuk membentuk jiwa yang kuat, ulet, juga khidmah, untuk tumbuhkan jiwa peduli, tanggap, tangkas, dan tawadhu' untuk membentuk jiwa rendah hati, dapat menghormati orang lain.
Sedang di bidang akademik seperti sorogan, talaqi, yang tidak saja diterapkan pada pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an dan kitab kuning, melainkan juga pembelajaran matematika dan lain sebagainya, sehingga SMA Sains Al-Qur’an benar-benar dapat menjelma sebagai pendidikan Islam modern yang unggul.
Sementara Wakil Direktur Pendidikan Pondok Pesantren Wahid Hasyim, Agus Baya Umar, MPd menyampaikan, saat ini Pondok Pesantren Wahid Hasyim memiliki enam lembaga pendidikan, meliputi MI, MTs, MA, SMA, Madrasah Diniyah, dan Ma’had Aly, yang diikuti oleh 2.125 orang santri.
Agus Baya menambahkan, Pondok Pesantren Wahid Hasyim sebagai pendidikan Islam modern berbasis pesantren dalam upaya menjaga kualitasnya menerapkan empat bidang unggulan, yakni akhlakul karimah, Al-Qur’an, pemahaman Islam melalui kitab berbahasa Arab, dan penguasaan bahasa asing.
Menurut Agus Baya, untuk SMA lebih diutamakan penguasaan atau pendidikan sains. Ia juga menyampaikan bahwa atas permintaan alumni dan masyarakat pada tahun 2019 akan segera dibuka SMP Sains Al-Qur’an.
0 comments:
Posting Komentar